Selasa, 11 Mei 2010

Tiga Orang Tuli Dan Guru Bisu

Pada suatu ketika, hiduplah seorang penggembala miskin. Setiap hari ia menggiring domba-dombanya ke bukit mencari rumput segar. Dari sana ia memandangi desa tempat ia tinggal bersama keluarganya. Ia tuli, tetapi itu tak jadi masalah baginya. Suatu hari istrinya lupa mengirim bungkusan makan siangnya; juga tidak menyuruh anak mereka untuk membawakannya. Sampai tengah hari kiriman itu tidak datang juga. Si penggembala itu berpikir, "Aku akan pulang dan mengambilnya. Aku tidak dapat berdiam di sini sepanjang hari tanpa sepotong makanan." Namun ia tidak dapat meninggalkan domba-dombanya. Tiba-tiba ia memperhatikan seorang pemotong rumput di tepi bukit. Ia menghampirinya dan berkata, "Saudaraku, tolong jaga domba-dombaku ini dan awasi jangan sampai tersesat atau berkeliaran. Aku akan kembali ke desa karena istriku begitu bodoh lupa mengirim makan siangku."

Ternyata pemotong rumput itu juga tuli. Ia tidak mendengar satu kata pun yang diucapkan, dan sama sekali salah paham terhadap maksud si penggembala. Katanya, "Mengapa aku harus memberi rumput untuk ternakmu? Sedangkan aku sendiri memiliki seekor sapi dan dua ekor kambing di rumah. Tidakkah kau lihat, aku ini harus pergi jauh demi mencari rumput bagi ternak-ternakku. Tidak, tinggalkan aku. Aku tidak ada urusan dengan orang sepertimu yang hanya ingin enaknya sendiri mengambil milikku yang cuma sedikit ini." Ia menggerakkan tangannya dan tertawa kasar. Si penggembala tidak mendengar apa yang dikatakan oleh si pemotong rumput. Katanya, "Oh, terima kasih kawan, atas kebaikkan dan kesediaanmu. Aku akan segera kembali. Semoga keselamatan dan berkah tercurah atas dirimu. Engkau telah meringankan bebanku." Ia segera berlari ke desa menuju gubuknya yang sederhana. Di sana ia mendapati istrinya sakit demam dan sedang dirawat oleh para istri tetangga.

Kemudian, si penggembala itu mengambil bungkus makanan dan berlari kembali ke bukit. Ia menghitung domba-dombanya dengan cermat. Semuanya masih lengkap seperti semula. Ia lalu melihat si pemotong rumput masih sibuk memotong rumput segar. Si penggembala ini berkata pada dirinya sendiri, "Ah, betapa luar biasa pribadi si pemotong rumput ini. Benar-benar dapat dipercaya. Ia sudah menjaga domba-dombaku agar tidak terpencar bahkan tidak mengharapkan terima kasih dariku. Aku akan memberinya domba pincang ini. Sebenarnya domba pincang ini akan kusembelih sendiri, namun biarlah aku berikan pada si pemotong rumput itu agar bisa jadi makan malam yang lezat bagi keluargnya. Ia pun memanggul domba pincang yang dimaksud di atas bahunya, menuruni bukit dan berteriak pada si pemotong rumput, "Wahai saudaraku!, ini hadiah dariku, karena engkau telah menjaga domba-dombaku selama aku pergi. Istriku yang malang menderita demam, itulah mengapa ia tidak mengirimkan aku makan siang. Pangganglah domba ini untuk makan malammu nanti malam; lihat domba ini kakinya pincang dan memang akan aku sembelih!" Tetapi disisi lain, si pemotong rumput tidak mendengar kata-katanya dan berteriak marah, "Penggembala busuk! Aku tidak tahu apapun yang terjadi selama kau pergi. Jadi jangan salahkan aku atas kaki pincang dombamu! Sedari tadi aku sibuk memotong rumput, dan tidak tahu mengapa hal itu terjadi! Pergilah, atau aku akan memukulmu!"

Si penggembala itu amat heran melihat sikap marah si pemotong rumput, tetapi ia tidak dapat mendengarkan apa yang dikatakannya. Tiba-tiba ada seorang melintas di antara mereka dengan menunggang seekor kuda yang bagus. Si penggembala menghentikan si penunggang kuda itu dan berkata, "Tuan penunggang kuda yang mulia, aku mohon katakan padaku apa yang diucapkan oleh pemotong rumput itu. Aku ini tuli, dan tidak tahu mengapa ia menolak pemberianku berupa seekor domba ini, malah marah-marah seperti itu." Si penggembala dan si pemotong rumput mulai saling berteriak pada si penunggang kuda untuk menjelaskan kemauannya masing-masing. Si penunggang kuda itu turun dan menghampiri mereka. Ternyata penunggang kuda itu pun sama tulinya. Ia tidak mendengar apa-apa yang kedua orang itu katakan. Justru, ia ini sedang tersesat dan hendak bertanya dimana dirinya saat ini. Tetapi ketika melihat sikap keras dan mengancam dari ke dua orang itu, akhirnya ia berkata, "Benar, benar, saudara. Aku telah mencuri kuda ini. Aku mengakui, tetapi aku tidak tahu kalau itu milik kalian. Maafkan aku, karena aku tidak dapat menahan diriku dan bertindak mencuri." "Aku tidak tahu apa-apa tentang pincangnya domba ini!" teriak pemotong rumput.

"Suruh ia mengatakan padaku mengapa pemotong rumput itu menolak pemberianku, " desak i penggembala, "aku hanya ingin memberikannya sebagai penghargaan tanda terima kasihku." "Aku mengaku mengambil kuda. Aku akan kembalikan kuda ini. "kata penunggang kuda," tapi aku tuli, dan tidak tahu siapa di antara kalian pemilik sesungguhnya kuda ini." Pada saat itu, dari kejauhan, tampak seorang guru tua berjalan. Si pemotong rumput lari menghampirinya, menarik jubah lusuhnya dan berkata, "Guru yang mulia, aku seorang tuli yang tidak mengerti ujung pangkal apa yang dibicarakan oleh kedua orang ini. Aku mohon kebijaksanaan anda, adili dan jelaskan apa yang mereka teriakkan." Namun, si Guru tua ini bisu dan tidak dapat menjawab, tapi ia mendatangi mereka dan memandangi ketiga orang tuli tersebut dengan penuh selidik. Sekarang ketiga orang tuli itu menghentikan teriakan mereka. Guru itu memandangi sedemikian lama dan dengan tajam, satu per satu hingga ketiga orang itu merasa tidak enak. Matanya yang hitam berkilauan menusuk ke dalam mata mereka, mencari kebenaran tentang persoalan tersebut, mencoba mendapatkan petunjuk dari situasi itu.

Tetapi ketiga orang tuli itu mulai merasa takut kalau-kalau guru tua itu menyihir mereka atau mengendalikan kemauan mereka. Tiba-tiba si pencuri kuda meloncat ke atas kuda dan memacunya kencang-kencang. Begitu juga si penggembala, segera mengumpulkan ternaknya dan menggiringnya jauh ke atas bukit. Si pemotong rumput tidak berani menatap mata guru tua itu, lalu ia mengemasi rumputnya ke dalam kantong dan mengangkatnya ke atas bahu dan berjalan menuruni bukit pulang ke rumahnya. Guru tua itu melanjutkan perjalanannya, berpikir sendiri bahwa kata-kata merupakan bentuk komunikasi yang tidak berguna, bahwa orang mungkin lebih baik tidak pernah mengucapkannya!

Sabtu, 08 Mei 2010

Kebijakan Sebuah Kata

Satu percakapan bersama orang bijak sama nilainya dengan belajar sebulan dengan membaca buku.-Peribahasa Cina
Bukankah luar biasa bagaimana seorang yang memberikan gagasannya pada waktu dan tempat yang tepat dapat mengubah jalan sejarah hidupmu? Ini terjadi pada hidupku. Waktu aku berumur 14, aku menumpang dari Houston, Texas, melalui ElPaso menuju California. Aku sedang mengikuti impianku, berkelana bersama matahari. Aku drop-out dari sekolah menengah karena memiliki cacat-belajar dan ingin berselancar dia atas ombak terbesar di dunia, mula-mula di California, lantas di Hawaii, tempat tinggalku di kemudian hari.
Saat tiba di tengah kota El Paso, aku bertemu dengan seorang gelandangan tua ditikungan jalan. Ia melihatku berjalan, menghentikanku, lalu bertanya padaku waktu aku lewat. Ia bertanya apakah aku kabur dari rumah, mungkin karena aku kelihatan masih muda. Kukatakan padanya, "Tidak juga, Pak," karena ayahku mengantarku ke jalan raya di Houston dan merestuiku dengan mengatakan, "Yang penting adalah mengikuti impianmu dan hati nuranimu, Nak".Pak gelandangan itu kemudian bertanya apakah aku mau dibelikan secangkir kopi.Aku bertanya padanya, "Tak usah, Pak, tapi kalau soda, aku mau".
Kami berjalanke sebuah toko di pojok jalan dan duduk di bangku putar sambil menikmati minuman.Setelah mengobrol selama beberapa menit, Pak gelandangan yang ramah itumenyuruhku mengikutinya. Ia berkata padaku bahwa ia ingin menunjukkan dan berbagi sesuatu yang hebat denganku. Kami berjalan beberapa blok sampai ke Perpustakaan Umum El Paso. Kami menaiki tangga depan dan berhenti di stand penerangan kecil. Di sini Pak gelandangan berbicara dengan seorang wanita tua yang suka tersenyum, dan bertanya padanya apakah dia mau mengawasi barang-barangku sebentar selagi aku dan dia masuk ke perpustakaan.
Aku meninggalkan barang milikku pada nenek baik ini dan masuk ke dalam ruang belajar yang besar dan indah. Pak gelandangan mula-mula mengajakku ke sebuah meja dan memintaku duduk dan menunggu sebentar sementara ia mencari sesuatu yang istimewa dalam rak buku.Tidak berapa lama kemudian, ia kembali mengepit dua buah buku tua dan menaruhnya di meja. Lalu ia duduk disebelahku dan berbicara. Ia mulai dengan beberapapernyataan yang sangat istimewa yang mengubah hidupku. Katanya, "Ada dua hal yang ingin saya ajarkan padamu, anak muda.""Nomor satu, jangan menilai buku dari sampulnya, karena sampul bisa menipumu."Ia meneruskannya dengan berkata,"Kamu pasti mengira saya ini gelandangan, betultidak, anak muda ?"Kataku, "Eh, betul, rasanya, Pak.""Anak muda, saya punya kejutan untukmu.
Saya adalah salah seorang terkaya didunia. Saya mungkin memiliki apa saja yang diinginkan orang. Saya berasal daridaerah Timur Laut dan memiliki apa saja yang dapat dibeli dengan uang. Tapi setahun yang lalu, istri saya meninggal, dan sejak itu saya banyak berpikir tentang hidup. Saya sadar bahwa ada beberapa hal yang belum pernah saya alami dalam hidup ini, salah satunya adalah apa rasanya hidup sebagai gelandangan dijalanan. Saya berjanji pada diri sendiri untuk melakukan hal itu selama setahun.
Selama setahun ini, saya berkelana dari kota ke kota. Jadi, kamu lihat, jangan pernah menilai buku dari sampulnya, karena sampul bisa menipumu"."Nomor dua adalah belajar cara membaca, nak. Karena hanya ada satu hal yang takdapat direnggut dari dirimu, yaitu kebijakanmu". Pada saat itu , ia meraih ke depan mengenggam tangan kananku dan menaruhnya diatas buku yang diambilnya dari rak. Buku itu adalah buah tangan Plato danAristoteles - karya klasik abadi dari zaman kuno. Pak gelandangan itu kemudian mengajakku kembali pada wanita tua yang tersenyum di dekat jalan masuk itu, menuruni tangga, dan kembali ke jalan dekat tempatkami bertemu tadi. Permintaan perpisahannya adalah agar aku tidak melupakan apayang diajarkannya. Aku tak pernah lupa.

Sumber:http:\\inspirasi pagi

Kamis, 06 Mei 2010

Hukum Tabur Tuai

Ada dua orang India sedang mengarungi badai salju di pegunungan Himalaya. Mereka berjalan dengan susah payah karena udara yang sangat dingin terasa sampai ke sumsum tulang dan terpaan angin dingin juga menambah beratnya perjalanan mereka. Di tengah perjalanan tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang laki-laki yang tergeletak di pinggir jalan. Karena kasihan melihat keadaan orang itu, orang India yang pertama berkata kepada temannya, " Orang ini masih hidup. Kasihan sekali kalau dia dibiarkan tergeletak di sini, dia pasti akan meninggal, mari kita tolong dia." Tapi temannya menjawab," Bagaimana kita bisa menolongnya kalau membawa diri sendiri saja sudah sangat susah di tengah badai seperti ini. Kalau kau ingin membawanya, silahkan, tapi aku tidak akan menolongmu."

Maka orang yang pertama dengan sangat susah payah memanggul tubuh orang yang tak berdaya itu sedangkan temannya lebih dulu melanjutkan perjalanan sendirian. Orang India yang pertama memang pada awalnya merasa perjalannya sangat berat karena beratnya tubuh orang yang dipanggulnya itu, tapi lama kelamaan ia tidak terlalu merasa kedinginan lagi karena kehangatan tubuh orang yang dipanggulnya itu juga menjalar ke tubuhnya, maka ia terus berjalan dengan pelan-pelan.

Kemudian di tepi perjalanan, dia melihat satu orang lagi yang tergeletak di tengah jalan, ketika ia memperhatikan lebih dekat orang itu sudah meninggal dunia dan dia adalah teman seperjalanannya tadi. Jadi karena tidak tahan terhadap cuaca yang sangat dingin itu, temannya itu akhirnya meninggal dunia karena kedinginan, sedangkan ia tertolong oleh panas tubuh orang yang ditolongnya itu.

Rabu, 05 Mei 2010

Instal QuickReport Pada Delphi 7

Sudah dicari-cari kok nggak ada quick Report pada Delphi 7!, begitulah ungkapan rekan-rekan ketika selesai install delphi 7.0. Jangan kuatir rekan-rekan sekalian, QuickReportnya ada kok.hanya saja perlu install sendiri dengan cara sebagai berikut

Pertama: Jalankan Delphi 7
Kedua : Pilih menu Component -> Install Packages
Ketiga : Pada dialog yg muncul klik tombol Add
Keempat: Arahkan ke direktori \bin\
Catatan:
Lokasi file QuickReport Delphi 7 di C:\Program Files\Borland\Delphi7\bin
Kelima :Pilih paket dclqrt70.bpl
Keenam : Klik Open Lalu klik OK

Nah kalau Anda berhasil maka muncul Quick Report pada Component Paletenya

Sekian dulu ya semoga ini bisa membantu................

Selasa, 04 Mei 2010

Bukan Beban Berat yang Membuat Kita Stress

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?” Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya,” kata Covey.
“Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.”“Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi.
Beban itu akan meningkat beratnya,” lanjut Covey. “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi.” Kita harus meninggalkan beban kita secara periodic, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban tersebut.”“Bukan beban berat yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.”
Stephen Covey.

Senin, 03 Mei 2010

Menerima Keadaan Apapun Yang Terjadi

Ada dongeng cina kuno tentang seorang lelaki tua yang pandangan hidupnya sangat berbeda dari orang lainnya disebuah desa.Orang itu memiliki seekor kuda dan pada suatu hari kuda tersebut minggat. Tetangganya datang dan merasa prihatin kepadanya atas kejadian yang menimpanya itu. Jawabannya mengejutkan mereka " Tapi bagaimana kalian tau kejadian ini jelek?" Ia bertanya. Beberapa hari kemudian kudanya kembali, malah bersama dengan dua ekor kuda liar. Kini lelaki tua itu memiliki 3 ekor kuda.
Pada saat itu, para tetangganya memberikan ucapan selamat atas nasib baiknya itu. "Tapi bagaimana kalian tahu kejadian ini bagus?". Katanya pula. Dan esoknya ketika putranya sedang mencoba menunggangi salah satu kuda liar itu, dia terpelanting dan patah tulang kakinya.Lagi-lagi tetangganya berdatangan menghibur pak tua atas kemalangan yang menimpa putranya. "Tapi bagaimana kalian tau kejadian itu jelek?". Ia menimpali. Sejak saat itu, para tetangganya memutuskan tak akan memperdulikan dan tak ingin berurusan dengannya.
Akan tetapi kemudian datanglah jenderal melalui desa itu dan mengajak semua kaum muda yang berbadan tegab untuk maju kemedan perang dan putra lelaki itu tudak ikut serta karena tubuhnya tak memungkinkan.Kita semua akan menuju kehidupan yang jauh lebih tenteram, jika berlaku sabar melalui segala keadaan yang terjadi. Bahkan mungkin akan tersinggung dan tertekan kenangan pahit bila teringat kembali, namun kejadian itu mungkin bermanfaat dalam kehidupan anda kelak.
Barangkali saat menoleh kebelakang, anda akan tampak bahwa pengalaman itu justru yang membangkitkan kemajuan. Pengalaman itu membuat anda lebih "Anda" yang sekarang. Tanpa pengalaman lama yang dibenci, anda tak akan memperoleh kepribadian seperti sekarang.

http:\\inspirasipagi


Sabtu, 01 Mei 2010

MENGUBAH POLA PIKIR


Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota. Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya. Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang diare. Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing yang dijadikan hewan percobaan tersebut. Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas mobil.

Apa yang menarik dari cerita di atas?
Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. We see the world as we are, not as it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini disebut sebagai model See-Do-Get.


http:\\inspirasi pagi

Senin, 26 April 2010

Kisah Sang Kriminal

Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah buronan kelas kakap yang telah melakukan banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan, terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya. Pengadilan Negara menjatuhkan vonis hukuman mati kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa yang akan mereka berikan kepada sang kriminal. Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang beracun, dll.

Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan melakukan riset terhadapnya. Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan dibisikkan

"Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat canggih. Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan.. semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !"

Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai merasakan potongan di pergelangan tangan kanannya, segera ia merasakan aliran darahnya menetes.. tes..tes... suara tetesan tersebut membuatnya tahu bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.

Ironisnya... walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan terhadapnya bukanlah teknologi canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin yang tajam.. kemudian digunakannya potongan tersebut melewati pergelangannya yang sesungguhnya tidak memotong apapun!

Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi 'kenyataan' karena sang kriminal memang mempercayainya!

Dalam otak kita, ada sesuatu yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap harinya... maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak berguna.

Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif.. Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan.. Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan kesuksesan.

sumber:http:\\inspirasipagi

Cerita Petani

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan. Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya. Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!". Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …" Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!". Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …" Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya. Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali. Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat. Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!". Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"
Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label-label "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya . . . .yang selama ini kita sebut dengan "kesialan" , "musibah " dll , karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu (di).

"Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja."

Sumber: http:\\inspirasi pagi

Rabu, 21 April 2010

Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu,
menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter
dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar,
dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.

Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu
membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.. "Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, DR Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."

--sekarang terserah anda,anda dapat mengirimkan pesan cinta ini kepada orang lain, atau abaikannya dan berpura-pura bahwa kisah ini tidak menyentuh hati Anda.---

http://inspirasipagi

Diam Pada Saat Yang Tepat

Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki miskin yang mencari nafkahnya hanya dengan mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya di pasar. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang-kadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi, ia terkenal sebagai orang yang sabar.

Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayubakar. Setelah cukup lama dia berhasil mengumpulkan sepikul besar kayu bakar. Ia lalu memikulnya di pundaknya sambil berjalan menuju pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan. Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang agak runcing, ialalu berteriak, "Minggir... minggir! kayu bakar mau lewat!."

Orang-orang pada minggir memberinya jalan dan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara, ia terus berteriak mengingatkan orang. Tiba-tibalewat seorang bangsawan kaya raya di hadapannya tanpa mempedulikan peringatannya. Kontan saja ia kaget sehingga tak sempat menghindarinya.Akibatnya, ujung kayu bakarnya itu tersangkut di baju bangsawan itu danmerobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah kepadanya, dan tak menghiraukan keadaan si penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menyeret lelaki itu ke hadapan hakim. Ia ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.

Sesampainya di hadapan hakim, orang kaya itu lalu menceritakan kejadiannya serta maksud kedatangannya menghadap dengan si lelaki itu. Hakim itu lalu berkata, "Mungkin ia tidak sengaja." Bangsawan itu membantah. Sementara si lelaki itu diam saja seribu bahasa. Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada lelaki tukang kayu bakar itu. Namun, setiap kali hakim itubertanya, ia tak menjawab sama sekali, ia tetap diam. Setelah beberapapertanyaan yang tak dijawab berlalu, sang hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu, sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi."

Bangsawan itu agak geram mendengar perkataan hakim itu. Ia lalu berkata,"Tidak mungkin! Ia tidak bisu wahai hakim. Aku mendengarnya berteriak dipasar tadi. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi."Pokoknya saya tetap minta ganti," lanjutnya.

Dengan tenang sambil tersenyum, sang hakim berkata, "Kalau engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir?" Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang memperdulikan peringatannya."

Mendengar keputusan hakim itu, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung. Ia baru menyadari ucapannya ternyata menjadi bumerang baginya. Akhirnya ia pun pergi. Dan, lelaki tukang kayu bakar itu pun pergi. Ia selamat dari tuduhan dan tuntutan bangsawan itu dengan hanya diam.

http://inspirasipagi

Selasa, 20 April 2010

Berpikir Sederhana

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang- binatang buruan. Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa

dari milis motivasi
vb, delphi

Senin, 19 April 2010

Kisah Cinta Sejati Langit dan Laut (vb, pas)


Dahulu kala,langit dan laut saling jatuh cinta. Mereka sama2 saling menyukai 1 sama lain. Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut = langit.Saking sukanya langit terhadap laut, warna langit = laut. Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan"aku cinta padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta laut pun, langit tidakmenjawab apa2, hanya tersipu2 malu wajahnya semburat kemerahan.
Suatu hari, datang awan... Begitu melihat kecantikan si langit, awan seketika itu juga jatuh hati terhadap langit. Tentu saja langit hanya mencintai laut, setiap hari hanya melihat laut saja. Awan sedih tapi tak putus asa, mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus. Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah2 langit dan laut, menghalangi pandangan langit dan laut terhadap 1 sama lain.

Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga dengan gelombangnya laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya. Tapi, tentu saja, tidak berhasil. Lalu datanglah angin yang sejak dulu mengetahui hubungan laut dan langit. Angin merasa harus membantu mereka menyingkirkan awan yang mengganggu. Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan. Awan terbagi2 menjadi banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihatlangit dengan jelas, tidak bisa lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit. Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit, awan menangis sedih.

Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak terpisahkan. Kita juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih. Setiap memandang ke ujung laut, di mana ada 1 garis antara laut danlangit, di situlah mereka sedang pacaran.
dari milis motivasi

Minggu, 18 April 2010

Siapa Menabur Benih akan menuai

Siapa Menabur Benih Akan Menuai...

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan,tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yangmengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan.Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang kerumahnya. Ternyata rumah si pemuda kedua sangat bagus, besar, megah, dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikankepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan.
Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan. Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin inimempunyai cita-cita untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Tetapi,ada seorang yang murah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberi beasiswa sampai akhirnya meraihgelar dokter.Pemuda miskin yang menjadi dokter ini ini kemudian dikenal dengan nama Dr. Fleming. Penemu obat Penisilin.
Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr.Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru. Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda bangsawan akhirnya sembuh.Pemuda bangsawan yang berkarir di militer ini dikenal dunia dengan nama Winston Churchill. Perdana Menteri Inggris yang termasyhur itu.Fleming menabur kebaikan dan menuai kebaikan pula. Ia menjadi dokter.Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil.

Sabtu, 17 April 2010

Siapa Menabur Benih Akan Menuai...

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan,tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yangmengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan.Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang kerumahnya. Ternyata rumah si pemuda kedua sangat bagus, besar, megah, dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikankepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan.
Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan. Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin inimempunyai cita-cita untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Tetapi,ada seorang yang murah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberi beasiswa sampai akhirnya meraihgelar dokter.Pemuda miskin yang menjadi dokter ini ini kemudian dikenal dengan nama Dr. Fleming. Penemu obat Penisilin.
Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr.Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru. Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda bangsawan akhirnya sembuh.Pemuda bangsawan yang berkarir di militer ini dikenal dunia dengan nama Winston Churchill. Perdana Menteri Inggris yang termasyhur itu.Fleming menabur kebaikan dan menuai kebaikan pula. Ia menjadi dokter.Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil

http:\\www.inspirasipag

Jumat, 16 April 2010

ARTI KESIBUKAN

INSPIRASI PAGI/ IMELDA FM
Suatu hari, seorang ahli 'Managemen Waktu' berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya. Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata, "Baiklah, sekarang waktunya kuis."Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab,"Sudah!" Kemudian dia berkata, "Benarkah?" Dialalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, "Apakah toples ini sudah penuh?"Kali ini para siswanya hanya tertegun. "Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab. "Bagus!" jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" "Belum!" serentak para siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata, "Bagus!" Lalu ia mengambil sebotol air danmulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga keujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya, "Apakah maksud dari ilustrasi ini?" Seorang siswanya yg antusiaslangsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusahakamu masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya!""Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN,MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT."
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akanpernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yangkecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-halyang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu.

sumber:http://inspirasipagi